Diversifikasi Produk: Arti, Manfaat, Strategi, & Contohnya!
Pernahkah kamu melihat ada perusahaan besar yang tidak hanya berfokus pada satu produk saja? Itulah yang dinamakan sebagai sebuah strategi bisnis yang disebut diversifikasi produk.
Perlu kamu ketahui, diversifikasi produk ternyata tidak hanya membuat perusahaan dapat meningkatkan peluang untuk meraih keuntungan saja. Dengan menawarkan berbagai produk yang menarik, perusahaan juga bisa membangun loyalitas pelanggan lebih kuat.
Yuk, kenali lebih dekat tentang arti, manfaat, strategi, hingga contoh diversifikasi produk!
Apa yang Dimaksud dengan Diversifikasi Produk?
Diversifikasi produk adalah strategi bisnis yang dijalankan dengan melibatkan pengembangan dan peluncuran produk atau layanan baru dari yang sudah ada sebelumnya.
Strategi ini banyak dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis produk atau pasar. Dengan begitu, perusahaan tidak hanya mendapatkan income saja, tetapi juga dapat memperluas pangsa pasar, dan mengurangi risiko bisnis yang bisa datang kapan saja.
Apa Manfaat dari Diversifikasi Produk?
Saat ini, sudah ada banyak perusahaan dari berbagai bidang yang telah menjalankan strategi diversifikasi produk karena memiliki manfaat dari mencegah penurunan penjualan hingga meningkatkan loyalitas pelanggan. Berikut penjelasan lengkapnya!
Mencegah Penurunan Penjualan
Mencegah penurunan penjualan menjadi manfaat pertama yang bisa dirasakan perusahaan dari strategi diversifikasi produk.
Pasalnya, saat sebuah produk mengalami penurunan penjualan, produk lainnya yang dihasilkan dari strategi diversifikasi produk jelas akan membantu menopang income perusahaan.
Memperluas Pangsa Pasar
Tidak hanya mencegah penurunan penjualan, strategi diversifikasi produk juga memungkinkan perusahaan untuk memperluas pangsa pasar. Dengan begitu, perusahaan dapat menjajal pasar baru dan menjangkau segmentasi konsumen yang berbeda.
Meningkatkan Loyalitas Pelanggan
Melalui beragam produk relevan dengan kebutuhan konsumen yang ditawarkan, perusahaan tentunya juga bisa membangun relasi yang lebih kuat dengan pelanggannya. Hasilnya, strategi diversifikasi produk yang dilakukan perusahaan bisa meningkatkan loyalitas pelanggan.
Apa saja Jenis Diversifikasi Produk?
Strategi diversifikasi produk memiliki beberapa jenis kategori berdasarkan tingkat keragaman produk yang dikembangkan perusahaan, yaitu horizontal, vertikal, dan konglomerat. Berikut penjelasannya!
Diversifikasi Horizontal
Jenis yang satu ini merupakan bentuk pengembangan produk baru yang punya kesamaan dengan produk utama yang dihasilkan suatu perusahaan. Kesamaan ini dapat meliputi target pasar, saluran distribusi, hingga teknologi yang produk itu miliki.
Sederhananya, perusahaan yang menjalankan strategi diversifikasi horizontal akan menghasilkan produk atau layanan baru yang masih memiliki kaitan dengan produk utama mereka, tetapi memiliki sedikit variasi yang membuatnya agak berbeda.
Contohnya seperti perusahaan mi instan. Awalnya, mereka memiliki produk berupa mi goreng instan. Dengan melakukan diversifikasi horizontal, mereka dapat menghadirkan varian rasa lain dari mi instan tersebut, seperti mi instan goreng rendang, mi instan kuah soto, dan sebagainya.
Diversifikasi Vertikal
Diversifikasi vertikal merupakan jenis strategi bisnis yang melibatkan perluasan kegiatan perusahaan ke dalam tahap-tahap produksi yang berbeda. Lewat strategi ini, perusahaan akan berusaha mengontrol lebih banyak tahap yang mereka lakukan dalam proses produksi.
Misalnya, sebuah perusahaan otomotif awalnya hanya merakit mobil saja. Dengan strategi ini, mereka mencoba untuk mulai memproduksi komponen mobil mereka sendiri, seperti mesin dan ban.
Dengan melakukan kontrol menyeluruh terhadap proses produksi, perusahaan yang melakukan strategi bisnis ini tentu dapat memastikan kualitas produk mereka sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Diversifikasi Konglomerat
Diversifikasi konglomerat adalah strategi bisnis yang dilakukan perusahaan dengan menghadirkan produk yang tidak saling terkait dengan produk utamanya. Bahasa sederhananya, perusahaan yang menjalankan strategi ini benar-benar membuat produk yang berbeda dari yang sudah ada.
Misalnya, perusahaan yang selama ini terkenal dengan produk elektronik peralatan rumah tangga, mulai membuat inovasi produk smartphone maupun kendaraan motor listrik. Atau misalnya, perusahaan smartphone kini mulai mencoba membuat mobil listrik.
Cara Melakukan Diversifikasi Produk
Perusahaan memang tidak bisa asal dalam menjalankan strategi ini. Supaya strategi diversifikasi produk dapat berjalan sesuai harapan, maka perusahaan wajib mengetahui langkah yang tepat dalam menjalankan strategi diversifikasi produk.
Adapun cara melakukan diversifikasi produk yang perlu kamu ketahui, antara lain:
Analisis SWOT
Sebelum memulai strategi diversifikasi produk, kamu perlu melakukan analisis SWOT.
Dengan memahami kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats), perusahaan tentu dapat membuat keputusan yang lebih baik, sehingga bisa meminimalkan risiko kegagalan yang ditimbulkan dari diversifikasi produk.
Penelitian Pasar
Selain analisis SWOT, perusahaan juga perlu melakukan penelitian pasar sebelum melakukan strategi diversifikasi produk. Penelitian ini merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data yang relevan tentang pasar, pelanggan, dan pesaing.
Penelitian pasar ini memiliki peran yang sangat krusial untuk memastikan produk baru yang akan mereka luncurkan nanti memiliki potensi pasar yang lebih baik dan dapat memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen.
Pengembangan Produk
Setelah melakukan analisis SWOT, dan penelitian pasar secara menyeluruh dan detail, maka tahap berikutnya adalah melakukan pengembangan produk.
Tahap ini dapat dilakukan dengan menciptakan produk baru atau memodifikasi produk yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan pasar. Tahapan pengembangan produk sendiri terdiri dari ideasi, perancangan, prototipe, pengujian, hingga produksi barang secara massal.
Peluncuran Produk
Peluncuran produk atau product launching merupakan tahap akhir dan paling krusial dalam proses diversifikasi produk. Bisa dibilang, ini menjadi momen saat produk baru yang telah dikembangkan secara matang mulai diperkenalkan kepada pasar.
Tahapan peluncuran produk sendiri dapat dilakukan dengan melakukan penetapan target pasar yang ingin kamu tuju untuk produk baru tersebut, memilih saluran distribusi yang paling efektif untuk menjangkau target pasar, hingga melakukan strategi marketing untuk produk baru.
Dengan perencanaan yang matang dan strategi pemasaran yang tepat, maka perusahaan bisa melakukan peluncuran produk dengan sukses dan dapat memastikan bahwa produk baru yang mereka luncurkan dapat diterima secara baik oleh pasar.
Contoh Nyata Diversifikasi Produk
Saat ini memang sudah ada banyak perusahaan besar yang telah menjalankan strategi diversifikasi produk. Berikut ini beberapa contoh nyata diversifikasi produk yang dapat menjadi gambaran bagi kamu untuk semakin paham.
Nestle
Nestle awalnya hanya dikenal sebagai produsen susu. Kini, mereka telah memiliki portofolio produk yang sangat luas, mulai dari kopi, makanan bayi, air mineral, hingga cokelat. Portofolio itu tentu tidak lepas dari strategi diversifikasi produk yang mereka jalankan.
Produk yang mereka hasilkan dari strategi itu bahkan sudah sangat populer di kalangan masyarakat. Pencapaian itu mereka bisa dapatkan karena memiliki jaringan distribusi luas dan mampu beradaptasi dengan perubahan tren dan kebutuhan konsumen.
Disney
Semua orang pasti tahu kalau Disney banyak dikenal sebagai studio animasi. Namun, Disney pada zaman kini sudah berkembang lebih dari sekedar studio animasi saja, tetapi juga menjadi perusahaan media hiburan terbesar di dunia.
Melalui strategi diversifikasi produk, kini mereka telah memiliki film live-action yang diproduksi, taman hiburan, hingga platform layanan streaming sendiri yang telah beroperasi di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Keberhasilan diversifikasi produk itu juga tidak lepas dari akuisisi strategis yang telah mereka lakukan, seperti pembelian Pixar, Marvel Studios, Lucasfilm, 20th Century Studios, dan Searchlight Pictures.
Sour Sally
Brand yogurt asal Indonesia, Sour Sally, juga turut melakukan diversifikasi produk. Kini, mereka telah memiliki brand khusus untuk produk es krim yogurt bernama Sour Sally Yogulato.
Menariknya, Sour Sally Yogulato tidak hanya mengandalkan outlet saja untuk memasarkan produknya, tetapi juga melalui penggunaan vending machine. Cara ini bisa terbilang sangat unik dan sangat kekinian.
Hadirnya vending machine tentu mendatangkan sejumlah keuntungan tersendiri. Dari segi konsumen, mereka dapat dengan mudah mendapatkan produk Sour Sally Yogulato secara cepat, mudah, dan praktis.
Sementara dari sisi brand, hadirnya vending machine membuat mereka tak perlu lagi menambah orang untuk mengoperasikan mesinnya. Terlebih lagi, perawatan vending machine juga sangat mudah dan turut dibantu oleh tim aftersales yang responsif dari Smartven.
Tak sampai di situ, vending machine yang mereka gunakan pun dapat meningkatkan penjualan produk Sour Sally Yogulato hingga mencapai 112%!
Kamu bisa membaca cerita mereka secara lengkap penggunaan vending machine untuk memasarkan produk dan meningkatkan penjualan Sour Sally Yogulato dengan klik tombol di bawah ini:
Kamu juga bisa seperti Sour Sally Yogulato yang menggunakan vending machine untuk memasarkan produk terbaru mereka. Sebelum memulainya, kamu bisa membaca dulu artikel-artikel #smartvenpedia tentang vending machine. Yuk, klik tombol ini untuk pelajari lebih lanjut!
Strategi Diversifikasi Produk
Hal lain yang perlu kamu ketahui tentang diversifikasi produk adalah macam-macam strateginya. Adapun beberapa strategi diversifikasi produk, antara lain:
Strategi Ocean Blue
Strategi ini merupakan pendekatan secara inovatif yang dilakukan perusahaan dengan tujuan menciptakan pasar baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Alih-alih bersusah payah bersaing di pasar yang sudah ada, perusahaan yang menjalankan strategi ini dapat menciptakan nilai unik yang belum pernah ditawarkan kompetitor lain.
Strategi ini dapat dilakukan dengan menjalankan analisis pasar untuk mengidentifikasi celah di pasar yang belum terpenuhi, melakukan inovasi pada produk atau layanan, menjalankan strategi pemasaran yang kreatif, hingga membangun brand yang kuat dan berbeda dari pesaing.
Strategi Niche
Strategi Niche merupakan bentuk strategi yang fokus pada segmen pasar yang spesifik dan belum tersentuh oleh kompetitor, berkebalikan dengan mass market. Perusahaan yang menjalankan strategi niche dapat menjadi pemain yang dominan di segmen pasar yang lebih kecil.
Strategi ini pun memiliki keuntungan yang bisa dirasakan oleh perusahaan, seperti persaingan menjadi lebih rendah, hingga margin keuntungan yang didapatkan perusahaan di pasar ini biasanya lebih tinggi karena konsumen lebih loyal dan bersedia membayar harga yang lebih premium.
Strategi Me-Too
Strategi ini dilakukan dengan cara mengembangkan produk yang mirip dengan produk yang sudah ada di pasaran.
Tentunya, bakal ada beragam risiko yang bisa dirasakan perusahaan ketika menjalankan strategi ini, seperti persaingan di pasaran bakal lebih ketat, sulit menciptakan keunggulan kompetitif, hingga siklus hidup produk menjadi lebih pendek.
Meski begitu, strategi me-too juga memiliki keunggulan tersendiri. Adapun keunggulan dari strategi ini seperti biaya pengembangan produk yang lebih rendah karena tak perlu melakukan riset dan dapat memanfaatkan infrastruktur seperti jaringan distribusi dan penjualan yang sudah ada sebelumnya.
Risiko Diversifikasi Produk
Setiap tindakan apa pun tentu memiliki risiko tersendiri, tak terkecuali pada diversifikasi produk. Perusahaan yang ingin melakukan diversifikasi produk tentunya harus memahami berbagai risiko yang bakal muncul di kemudian hari.
Ini dia beberapa risiko diversifikasi produk yang perlu kamu pahami dan antisipasi:
Biaya yang Tinggi
Biasanya, diversifikasi produk membutuhkan investasi yang signifikan, baik secara finansial maupun sumber daya lainnya. Itulah yang kemudian membuat diversifikasi produk membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Biaya yang ditimbulkan oleh diversifikasi produk biasanya berasal dari penelitian dan pengembangan (R&D) yang dilakukan untuk mengembangkan produk baru. Biaya dari sektor ini termasuk biaya untuk riset pasar, desain produk, hingga pembuatan prototipe produk.
Selain itu, biaya yang tinggi juga bisa ditimbulkan dari sektor produksi serta pemasaran yang dilakukan untuk memperkenalkan produk terbaru kepada konsumen.
Untuk mengatasi risiko ini, kamu dapat memprioritaskan terlebih dahulu proyek diversifikasi produk yang mempunyai potensi keuntungan tertinggi bagi perusahaan, memanfaatkan sumber daya yang ada, dan menjalin kerja sama strategis dengan berbagai mitra atau pemasok untuk mengurangi beban biaya pada sektor produksi.
Kanibalisasi Produk
Diversifikasi produk ternyata juga bisa mendatangkan risiko kanibalisasi produk. Hal ini bisa terjadi ketika produk baru yang diluncurkan perusahaan malah mengurangi penjualan produk yang sudah ada sebelumnya.
Kanibalisasi produk memang bisa terjadi kapan saja. Biasanya, kanibalisasi produk terjadi karena konsumen menganggap produk baru yang diluncurkan itu sebagai alternatif yang lebih baik atau bisa juga karena target pasar kedua produk itu tumpang tindih satu sama lain.
Kegagalan Peluncuran
Tidak semua peluncuran produk dapat berjalan baik. Itu tandanya, potensi risiko kegagalan peluncuran produk baru bisa juga dirasakan oleh perusahaan.
Kegagalan ini bisa disebabkan berbagai faktor, seperti produk baru yang diluncurkan kurang inovatif, harga yang tidak kompetitif, saluran distribusi produk yang tidak tepat, hingga promosi yang dilakukan untuk memasarkan produk itu kurang efektif.
Untuk mengantisipasi kegagalan ini, maka perusahaan perlu melakukan pengujian pasar sebelum meluncurkan produk barunya secara massal kepada konsumen.
Selain itu, perusahaan juga perlu menganalisis kompetitor dengan mempelajari produk dan strategi pemasaran mereka, hingga mengevaluasi risiko melalui identifikasi potensi yang ada dan menyusun rencana mitigasi.
Peran Teknologi Digital dalam Diversifikasi Produk
Saat ini, teknologi digital memang sudah mengubah pasar bisnis secara drastis. Meski demikian, teknologi digital inilah yang dapat memberikan peluang besar bagi perusahaan untuk dapat melakukan diversifikasi produk.
Salah satu bentuk kecanggihan teknologi digital yang bisa digunakan perusahaan dalam diversifikasi produk adalah kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Kini, AI dapat digunakan untuk mengotomatiskan berbagai proses bisnis seperti desain dan pengujian produk, serta dapat digunakan untuk mengembangkan produk menjadi lebih cerdas dan personal.
Selain itu, kehadiran e-commerce sebagai bentuk kecanggihan teknologi digital juga dapat memungkinkan perusahaan untuk menjual produk secara online, sehingga mereka dapat menjangkau konsumen di seluruh dunia.
Inilah yang dapat mempercepat proses diversifikasi produk dan mengurangi biaya distribusi produk baru yang mereka luncurkan.
Tak hanya itu, adanya big data juga dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi tren pasar yang ada saat ini, preferensi konsumen, dan peluang bisnis baru. Hasilnya, perusahaan bisa mengembangkan produk yang lebih relevan dan sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen.
Wah, ternyata ada banyak sekali informasi yang wajib kamu pahami tentang diversifikasi produk sebelum memulainya. Hadirnya informasi kali ini bisa membuka wawasanmu lebih luas lagi mengenai apa saja yang perlu diketahui tentang diversifikasi produk.
Artikel mengenai wawasan bisnis lainnya dapat kamu temukan secara mudah di blog resmi Smartven. Jangan lupa juga untuk cek media sosial Instagram dan YouTube Smartven untuk mendapatkan informasi yang tidak kalah menarik.
Sampai jumpa di pembahasan berikutnya!
Comments