B2C: Pengertian, Kelebihan, Strategi, dan Tips untuk Sukses!
- Juan Dwi Satya
- 5 hari yang lalu
- 8 menit membaca
Diperbarui: 4 hari yang lalu

Apakah kamu pernah mendengar istilah B2C? Dalam dunia bisnis, istilah B2C merupakan singkatan dari business to consumer, yaitu model bisnis di mana terjadi transaksi antara pelaku usaha dan konsumen secara langsung.
Dunia bisnis saat ini telah mengalami transformasi yang luar biasa berkat kehadiran teknologi. Bisa dibilang, adanya internet dan smartphone telah mengubah cara banyak orang dalam berbelanja, dari hanya sekadar mencari informasi sampai melakukan pembelian produk.
Itulah yang kemudian turut membuat dunia B2C menjadi semakin berkembang di era digital. Akan tetapi, B2C sebenarnya bukan hanya soal transaksi jual-beli saja. B2C bahkan sudah menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi masa kini.
Yuk, kenali lebih dekat pengertian, kelebihan, strategi, dan tips B2C lewat artikel ini!
Apa Itu B2C?
Dalam bahasa sederhana, B2C adalah model bisnis di mana perusahaan menjual produk atau layanannya secara langsung kepada konsumen akhir. Itu artinya, perusahaan yang menjalankan model bisnis ini lebih menargetkan individu sebagai pelanggan mereka.
Contoh model bisnis ini sangat beragam, mulai dari warung, toko online, restoran, hingga penyedia layanan streaming.
Apa Perbedaan B2C dengan B2B?
B2C dan B2B sebagai model bisnis memiliki sejumlah perbedaan. Apabila B2C menargetkan konsumen individu, model B2B justru menargetkan bisnis lain dengan kebutuhan dan persyaratan yang lebih spesifik. Konsumen B2B umumnya lebih fokus pada nilai bisnis.
Selain itu, konsumen B2C biasanya membeli produk karena tertarik dengan iklan atau promosi yang ditawarkan. Di sisi lain, konsumen B2B akan mempertimbangkan berbagai macam faktor, mulai dari kualitas, harga, dan layanan purna jual.
Kemudian, durasi hubungan bisnis B2C cenderung lebih pendek daripada model B2B yang durasi hubungan bisnisnya cenderung lebih panjang.
Selengkapnya, ini dia tabel perbedaan B2C dengan B2B:

Kelebihan B2C
Model bisnis B2C memiliki sejumlah kelebihannya tersendiri, mulai dari jangkauan pasar yang luas, potensi penjualan yang tinggi, hingga dari segi fleksibilitas dan inovasi.
Jangkauan Pasar yang Luas
Dengan hadirnya teknologi digitalisasi, perusahaan yang mengadopsi model bisnis B2C sekarang bisa menjangkau konsumen di berbagai belahan penjuru dunia, tanpa adanya batasan geografis.
Bayangin deh, sebuah toko online berskala kecil di Tegal bisa menjual produknya kepada pelanggan yang berada di Inggris, Jerman, maupun Amerika Serikat.
Potensi Penjualan yang Tinggi
Jangkauan pasar yang luas juga memungkinkan perusahaan B2C mempunyai potensi untuk mendapatkan penjualan yang tinggi. Pasalnya, setiap klik maupun kunjungan online adalah peluang penjualan.
Apabila kamu memanfaatkan peluang ini dan mengelolanya dengan baik, maka bukan tidak mungkin lagi kalau volume penjualan yang besar siap kamu tuai, sehingga menghasilkan pendapatan yang lebih signifikan dari sebelumnya.
Fleksibilitas dan Inovasi
Pasar model bisnis B2C memang sangat dinamis dengan diikuti tren pasar yang terus berubah. Oleh karena itu, perusahaan yang mengadopsi bisnis B2C perlu fleksibel dan inovatif agar dapat kompetitif dan tak ketinggalan dengan kompetitornya.
Mereka bisa dengan cepat beradaptasi dengan tren pasar, menyesuaikan strategi pemasaran, hingga meluncurkan produk baru yang relevan.
Kekurangan B2C
Di balik keunggulan, bisnis B2C juga memiliki sejumlah kekurangan tersendiri. Kalau kamu ingin menjalankan model bisnis ini, maka wajib mengetahui kekurangan B2C berikut.
Tingkat Persaingan yang Tinggi
Model bisnis B2C, apalagi e-commerce, memang sangat kompetitif. Perusahaan dengan bisnis ini harus bersaing dengan ribuan pesaing lain untuk menarik perhatian konsumen.
Tentunya, perusahaan membutuhkan strategi pemasaran yang kuat dan diferensiasi produk yang jelas agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis.
Risiko Fluktuasi Permintaan Konsumen
Permintaan konsumen pun bisa berfluktuasi, tergantung pada berbagai faktor yang memengaruhinya, seperti musim, kondisi ekonomi, hingga tren pasar.
Untuk dapat meng-handle segala macam risiko fluktuasi permintaan konsumen, maka perusahaan B2C perlu memiliki strategi yang tepat.
Karakteristik Utama B2C
Model bisnis B2C memiliki sejumlah karakteristik utama yang perlu dikenali oleh para pengusaha maupun perusahaan yang mengadopsi model ini. Adapun karakteristik utama B2C terdiri dari:
Fokus pada Volume Penjualan Tinggi
Selama ini, banyak perusahaan B2C sering mengandalkan volume penjualan yang besar untuk menghasilkan keuntungan.
Itu berarti, perusahaan B2C wajib memikirkan berbagai cara jitu untuk menarik banyak konsumen dan mendorong pembelian berulang.
Transaksi yang Relatif Singkat dan Cepat
Transaksi pada model bisnis B2C biasanya terjadi secara sederhana, cepat, dan mudah. Pasalnya, konsumen ingin dapat membeli produk atau layanan secara mudah, cepat, dan tanpa ada kesulitan apa pun.
Penggunaan Media Sosial dan Pemasaran Digital
Media sosial dan pemasaran digital kini telah menjadi tools penting bagi perusahaan dengan model B2C untuk menjangkau konsumen.
Kebanyakan dari mereka menggunakan digital marketing dan media sosial untuk membangun branding, mempromosikan produk, hingga menjalin interaksi agar lebih dekat dengan konsumen.
Penekanan pada Pengalaman Pelanggan
Perlu kamu ketahui, pengalaman pelanggan yang positif sangat penting untuk bisnis B2C. Hal itu karena konsumen ingin merasa dihargai dan dilayani dengan baik.
Maka dari itu, perusahaan B2C perlu lebih fokus dalam memberikan experience yang luar biasa kepada pelanggan di setiap titik kontak yang ada.
Strategi Pemasaran B2C yang Efektif
Dalam pasar B2C yang kompetitif, perusahaan sebaiknya memiliki strategi pemasaran yang efektif agar bisa menarik konsumen. Kamu bisa mengikuti beberapa strategi pemasaran B2C yang efektif berikut ini.
Pemanfaatan Media Sosial
Media sosial sekarang ini sudah menjadi alat yang paling ampuh untuk membangun branding dan berinteraksi dengan konsumen.
Oleh karena itu, tak sedikit perusahaan B2C zaman sekarang yang menggunakan media sosial untuk menjalankan marketing campaign, mempromosikan produk, hingga membangun komunitas online.
Optimasi Mesin Pencari (SEO)
Jika ingin berhasil menarik konsumen, maka kamu bisa memanfaatkan search engine optimization atau SEO. Perlu kamu ketahui, SEO dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan visibilitas online di mesin pencari seperti Google.
Nah, dengan mengoptimalkan situs web dan konten, perusahaan bisa menarik lebih banyak pengunjung online ke website-nya.
Pemasaran Konten (Content Marketing)
Cara lainnya, perusahaan juga perlu memperhatikan konten jika ingin menarik konsumen. Konten yang menarik dan isinya informatif jelas bisa membangun kepercayaan dan menarik atensi konsumen.
Kamu bisa membuat berbagai macam content marketing seperti blog, video, hingga infografis untuk memberikan value dan mempromosikan produk kepada konsumen maupun calon konsumen.
Personalisasi Pengalaman Pelanggan
Tak dipungkiri lagi, konsumen masa kini kebanyakan lebih mengharapkan experience berbelanja yang dipersonalisasi.
Berangkat dari fenomena itu, perusahaan bisa menggunakan kemajuan teknologi dengan memanfaatkan data konsumen untuk menyesuaikan penawaran, rekomendasi produk, hingga komunikasi pemasaran.
Program Loyalitas Pelanggan
Berikutnya, perusahaan juga bisa memanfaatkan program loyalitas pelanggan untuk mendorong konsumen melakukan pembelian secara berulang.
Program ini bisa dalam berbagai bentuk, mulai dari menawarkan diskon, program poin, hingga memberikan hadiah kepada pelanggan setia. Dengan cara ini, konsumen akan lebih terdorong untuk melakukan pembelian kembali di masa mendatang.
Tips Bersaing di Pasar B2C
Pasar B2C saat ini sudah sangat kompetitif. Alhasil, perusahaan maupun pemilik bisnis yang mengadopsi model B2C perlu mempunyai strategi yang kuat. Selengkapnya, ini beberapa tips bersaing di pasar B2C yang perlu kamu tahu:
Membangun Brand yang Kuat

Branding yang kuat tentu dapat membantu perusahaan terlihat lebih unggul dan berbeda dari para pesaingnya. Tak hanya itu, branding kuat juga dapat membangun basis loyalitas pelanggan terhadap brand itu sendiri.
Jika ingin bersaing di bisnis B2C, maka perusahaan wajib fokus pada membangun brand identity yang unik dan konsisten.
Menawarkan Layanan Pelanggan yang Unggul

Menawarkan layanan pelanggan yang unggul merupakan kunci untuk memenangkan hati konsumen. Oleh karena itu, tak heran bila pelayanan yang cepat dan responsif akan meningkatkan kepuasan, hingga membangun loyalitas pelanggan.
Meski demikian, kamu harus tahu kalau memberikan pelayanan bukan hanya sekadar untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga tentang menciptakan experience positif yang pada akhirnya dapat membedakan bisnismu dari pesaing.
Memanfaatkan Teknologi dan Inovasi

Saat ini, teknologi dan inovasi telah menjadi kunci utama bagi bisnis B2C agar lebih unggul dari kompetitor. Oleh karena itu, jika bisnis B2C-mu ingin tetap terus berjalan dan relevan, maka jangan ragu untuk memanfaatkan teknologi dan inovasi.
Kamu bisa memanfaatkan teknologi dan inovasi ke dalam bisnis melalui berbagai cara. Penggunaan vending machine pun menjadi salah satu cara yang bisa kamu pilih.
Terlebih lagi, vending machine masa kini telah memiliki segudang keunggulan, seperti bisa disebarkan di berbagai kawasan strategis untuk menarik pelanggan, sampai harga sewa vending machine lebih terjangkau daripada ruko maupun toko fisik.
Selain itu, vending machine juga punya keunggulan dari pengoperasiannya yang tak perlu banyak karyawan, hingga bisa memberikan experience yang berbeda dan jauh lebih menarik daripada toko fisik kepada pelanggan.
Sour Sally menjadi bisnis B2C yang memanfaatkan teknologi dan inovasi melalui vending machine untuk menjual produk Sour Sally Yogulato. Mesin tersebut mereka letakkan di outlet mereka sendiri.
Tak hanya itu, Sour Sally juga sempat menggunakan vending machine untuk mempromosikan produk Sour Sally Yogulato dalam acara Pekan Raya Jakarta 2024 lalu, lho.
Cara yang dilakukan Sour Sally memang sangat inovatif. Dengan cara ini, mereka bisa menjual produk Sour Sally Yogulato secara mudah dan cepat kepada konsumen. Menariknya, inovasi ini pun turut mendorong penjualan produk Sour Sally hingga 112%!
Pihaknya sendiri memilih menggunakan vending machine karena maintenance-nya terbilang sangat efisien. Pasalnya, mereka dapat langsung memeriksa kondisi mesin hingga tingkat suhu pada vending machine melalui dashboard CMS.
Yuk, klik tombol di bawah ini untuk membaca kisah Sour Sally yang memakai vending machine untuk memasarkan produk secara langsung kepada konsumen!
Tidak hanya Sour Sally, ada pula brand B2C lainnya yang memilih menggunakan vending machine untuk menjual produk makanan dan minuman secara langsung kepada konsumen. Simak testimoni mereka di bawah ini!
Membangun Komunitas Pelanggan yang Solid

Komunitas pelanggan yang solid jelas bisa membantu perusahaan untuk membangun basis loyalitas pelanggan terhadap brand dan meningkatkan keterlibatan mereka. Lantas, bagaimana cara membangun komunitas pelanggan yang solid?
Kamu selaku pebisnis bisa membangun komunitas online melalui interaksi di media sosial, membuat forum online yang bisa menjadi wadah khusus bagi mereka untuk berdiskusi mengenai produk atau layananmu.
Kamu juga bisa mengadakan acara offline untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan mereka.
Contoh Nyata Perusahaan B2C yang Sukses
Sudah ada banyak perusahaan B2C yang sukses menjalankan bisnisnya. Kesuksesan mereka pun bisa dijadikan contoh secara nyata bagi kamu tiru. Berikut beberapa contoh nyata perusahaan B2C yang sukses dari berbagai bidang.
Contoh Bidang E-Commerce
Kesuksesan perusahaan e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee tentu tidak diraih hanya dalam waktu semalam saja.
Supaya dapat berhasil, mereka menaruh fokus pada pengalaman pengguna. Lebih dari sekadar tampilan yang menarik, mereka juga sangat memperhatikan kemudahan dalam navigasi di situs maupun aplikasi.
Selain itu, kedua e-commerce ini juga sukses karena menawarkan berbagai macam produk dengan harga yang kompetitif, membangun ekosistem yang kuat dengan melibatkan penjual dan mitra, hingga sangat gencar dalam melakukan kampanye promosi dan marketing.
Contoh Bidang Retail
Indomaret dan Alfamart telah menjadi bisnis retail yang paling dikenal masyarakat. Kesuksesan mereka pun tak lepas dari strategi yang telah dilakukan selama ini.
Bisnis mereka bisa sukses karena menawarkan kenyamanan dengan lokasi toko yang strategis, menyediakan berbagai macam produk kebutuhan sehari-hari, hingga menghadirkan program promosi yang menarik konsumen.
Contoh Bidang Layanan Digital
Di bidang layanan digital, Gojek dan Grab telah menjadi top of mind masyarakat. Kehadiran mereka pun telah mengubah cara masyarakat dalam bepergian.
Kesuksesan dua layanan ini tidak lepas dari layanan inovatif dan relevan dengan kebutuhan konsumen yang mereka tawarkan. Selain itu, mereka juga memanfaatkan teknologi secara baik untuk meningkatkan efisiensi dan pengalaman pengguna.
Tak lupa, mereka juga turut melakukan ekspansi layanan yang lebih luas. Tidak hanya ojek online dan taksi online saja, dua layanan ini juga menawarkan layanan pesan antar makanan, pengiriman barang, dan masih banyak lagi.
Di era digital, bisnis B2C memang menawarkan peluang yang tidak terbatas bagi pebisnis maupun perusahaan yang ingin menjangkau konsumen.
Apabila kamu ingin memulai bisnis B2C atau meningkatkan bisnismu, maka sekarang bisa menjadi waktu yang tepat. Artikel ini pun dapat menjadi panduan bagi kamu.
Jangan lupa untuk kunjungi blog resmi Smartven, follow Instagram, dan subscribe YouTube Smartven untuk mendapatkan banyak informasi menarik lainnya. Sampai jumpa!
Komentar