top of page

Analisis Perilaku Konsumen: Arti, Model, & Contoh Penerapan!


Analisis Perilaku Konsumen: Arti, Model, & Contoh Penerapan!

Di zaman sekarang, perilaku konsumen memang terus berkembang. Hal tersebut pun membuat analisis perilaku konsumen menjadi alat vital dan langkah strategis bagi bisnis untuk memahami perubahan yang terjadi dan memenangkan pasar.


Dalam artikel kali ini, Smartven bakal mengajak kamu untuk mengenal lebih dalam tentang analisis perilaku konsumen. Pastikan kamu membacanya sampai tuntas, ya!



Apa Pengertian Analisis Perilaku Konsumen?

Analisis perilaku konsumen adalah kajian studi sistematis yang terstruktur tentang proses mental dan fisik yang dilalui oleh seseorang atau kelompok ketika memilih, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang suatu produk hingga layanan atau jasa.


Melalui analisis tersebut, nantinya perusahaan atau brand akan terbantu untuk memutuskan cara menarik dan tepat agar produknya dapat memiliki pengaruh yang besar bagi konsumen.



Apa Faktor yang Memengaruhi dari Perilaku Konsumen?

Tak banyak yang tahu, ternyata ada berbagai faktor yang memengaruhi perilaku konsumen, dari mulai faktor budaya hingga faktor ekonomi. Berikut untuk lengkapnya!


Faktor Budaya

Faktor budaya merupakan faktor paling dasar yang dapat membentuk perilaku konsumen. Hal itu tak mengherankan lagi karena nilai-nilai, keyakinan atau kepercayaan, kebiasaan, hingga norma budaya yang dianut masyarakat dapat menentukan preferensi dan pilihan mereka.


Misalnya, konsumen mungkin memilih produk atau layanan yang bisa meningkatkan citra diri jika mereka hidup di tengah-tengah budaya yang menekankan pentingnya status sosial, atau pilihan makanan di Eropa berbeda dengan preferensi makanan di Asia Tenggara.


Faktor Sosial

Selain budaya, faktor sosial yang mencakup pengaruh dari keluarga hingga teman ternyata juga memiliki peran yang dapat memengaruhi perilaku konsumen. Alhasil, keputusan pembelian dari suatu produk atau layanan juga ikut terpengaruh.


Contoh sederhananya, Alif lebih tertarik untuk membeli produk smartphone merek S karena keluarganya kebanyakan menggunakan smartphone merek tersebut. Contoh lainnya, Albert membeli sepeda motor skutik agar bisa diterima oleh komunitas motor skutik.


Faktor Pribadi

Jangan salah. Ternyata, faktor pribadi seperti usia, gaya hidup, dan tahap kehidupan juga turut memengaruhi pilihan dan keputusan konsumen terhadap barang atau jasa apa yang mereka inginkan.


Contohnya, konsumen anak muda lebih tertarik pada teknologi sesuai gaya hidup mereka, sementara para orangtua lebih memprioritaskan produk kesehatan.


Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, hingga keyakinan memiliki peran penting dalam memengaruhi konsumen dalam memandang dan mengambil keputusan untuk membeli atau menggunakan suatu produk maupun jasa tertentu.


Misalnya, Billy termotivasi untuk membeli mobil mewah merek B karena mungkin terdorong akan kebutuhannya akan pengakuan dan status sosial.


Faktor Ekonomi

Pendapatan, inflasi, dan harga produk yang merupakan bagian dari faktor ekonomi juga sangat memengaruhi konsumen dalam menentukan produk atau jasa yang mereka inginkan.


Konsumen dengan keuangan terbatas yang terpengaruh oleh faktor ini biasanya akan lebih selektif dalam mencari produk yang memiliki value terbaik. Sementara, bagi mereka yang memiliki daya beli lebih tinggi mungkin akan memilih produk berkualitas premium dan barang mewah. 


Apa Saja Model Analisis Perilaku Konsumen?

Sekarang, sudah ada banyak model analisis perilaku konsumen yang telah dikembangkan oleh para ahli profesional. Masing-masing model tersebut memiliki fokus dan pendekatan yang berbeda. Kira-kira apa saja model analisis perilaku konsumen? 


Model Stimulus-Respons (Black Box Model)

Model Stimulus-Respons atau yang juga disebut Black Box Model merupakan model paling basic dalam analisis perilaku konsumen.


Pada model ini, konsumen digambarkan sebagai 'kotak hitam' di mana stimulus berupa pemasaran memengaruhi konsumen dan menghasilkan respons berupa keputusan konsumen dalam membeli suatu produk atau memilih layanan jasa.


Kelebihannya, model satu ini sangat mudah dipahami. Walau begitu, kekurangan dari model ini ternyata terlalu basic dan tak menjelaskan bagaimana proses internal yang lebih kompleks.


Model Howard-Sheth

Berikutnya, ada Model Howard-Sheth yang menjadi model lainnya dari analisis perilaku konsumen. Model ini lebih kompleks dan mempertimbangkan berbagai faktor dari internal dan eksternal yang dapat memengaruhi perilaku konsumen.


Adapun variabel yang disebut dapat memengaruhi konsumen dalam model ini terdiri dari exposure, perhatian, pemahaman, sikap, kepercayaan, motivasi, dan pencarian informasi.


Lantaran memiliki penjelasan cukup kompleks, model ini dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang bagaimana prosedur konsumen dalam mengambil keputusan. Meski demikian, model ini ternyata cukup kompleks dan sulit untuk diterapkan secara praktis.


Model Engel-Kollat-Blackwell (EKB)

Model Engel-Kollat-Blackwell (EKB) menjadi salah satu model analisis perilaku konsumen yang paling populer, lho. Model EKB ini menekankan pada peran pembelajaran dalam proses pengambilan keputusan yang dibuat konsumen.


Meski model ini menekankan pentingnya pembelajaran dan pengalaman dalam membentuk perilaku konsumen, tetap saja model analisis perilaku konsumen satu ini masih terbilang cukup sulit untuk diterapkan secara umum.


Model Efek Hierarki (AIDA)

Model Efek Hierarki atau AIDA (Attention Interest, Desire, Action) menjelaskan tahapan apa saja yang dilalui oleh konsumen sebelum akhirnya mereka menjatuhkan pilihan dan melakukan pembelian terhadap suatu produk.


Dari model ini dapat diketahui kalau suatu produk yang menarik perhatian akan menimbulkan minat, membangkitkan keinginan, dan pada akhirnya mendorong tindakan pembelian.


Model ini terbilang sangat mudah dipahami dan dapat memberikan kerangka kerja yang lebih sederhana untuk merancang strategi marketing yang tepat. Namun, model ini ternyata tidak selalu berlaku untuk semua situasi pembelian atau jenis produk. 


Model Behavioral Decision Theory

Model ini menyoroti pentingnya heuristik dan bias kognitif dalam proses konsumen ketika mengambil keputusan.


Sering kali, keputusan yang dibuat konsumen tidak sepenuhnya rasional, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis seperti dari ketersediaan informasi, hingga framing.


Kelebihannya, model Behavioral Decision Theory dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perilaku konsumen yang tidak rasional. 


Sementara kekurangannya, model satu ini ternyata lebih fokus pada aspek kognitif saja daripada aspek emosional konsumen dalam mengambil keputusan.


Apa Saja Jenis Perilaku Konsumen?

Perlu kamu ketahui, ada 4 (empat) jenis perilaku konsumen atau consumer behaviour. Empat jenis ini memiliki arti dan penjelasannya tersendiri. Berikut beberapa jenis perilaku konsumen:


Complex Buying Behavior

Jenis yang satu ini merupakan bentuk pertama dari consumer behaviour. Konsumen pada jenis ini biasanya akan sangat selektif, teliti, berpikir dua kali, dan melakukan riset secara menyeluruh sebelum akhirnya menjatuhkan pilihannya pada suatu produk atau jasa.


Adapun contoh konsumen dengan complex buying behavior ini seperti konsumen yang ingin membeli kendaraan, properti, perhiasan, atau bahkan asuransi.


Dissonance-Reducing Buying Behaviour

Jenis ini merupakan konsep dalam psikologi konsumen yang menggambarkan jenis situasi pembelian tertentu. Perilaku ini dapat terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam proses pengambilan keputusan, tetapi melihat adanya sedikit perbedaan antara merek yang ada.


Alhasil, mereka mungkin dapat mengalami kecemasan mengenai pilihan pembelian mereka. Bahkan, mereka juga khawatir akan menyesali keputusan pembelian tersebut di kemudian hari.


Misalnya, Putri membeli sebuah mesin pemotong rumput dengan harga yang murah karena adanya keterbatasan anggaran. Setelah produk itu dibeli, muncullah rasa kekhawatiran terhadap keputusan pembelian itu. 


Akhirnya, dia akan terus meyakinkan diri bahwa telah membuat pilihan tepat setelah produk tersebut dibeli.


Habitual Buying Behavior

Jenis perilaku habitual buying behavior umumnya ditandai dengan kurangnya keterlibatan konsumen ketika memilih suatu produk. Di sini, konsumen memilih barang karena pola kebiasaan, bukan disebabkan loyalitas merek.


Contohnya, James disarankan untuk membeli sabun cuci piring merek S dan dia akhirnya membeli produk itu. Keputusan pembelian itu bukan karena dilatari oleh rasa ketertarikannya pada produk tersebut, tetapi karena dia tahu pola penggunaan produk itu di rumahnya.


Variety Seeking Behavior

Consumer behavior jenis variety seeking behavior dimotivasi oleh keinginan akan variasi baru, tetapi bukan karena rasa tidak puas terhadap produk sebelumnya.


Contohnya, Lulu ingin mencoba aroma pengharum ruangan lain dari aroma sebelumnya yang sudah pernah dicoba. Hal tersebut dilakukan karena Lulu ingin ada variasi baru dan ingin mengetahui aroma mana yang paling kuat dan sesuai dengan keinginannya.


Apa Manfaat dari Analisis Perilaku Konsumen?

Analisis perilaku konsumen ternyata dapat memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan, lho. Kira-kira, apa manfaat dari analisis perilaku konsumen? 


Personalisasi Pengalaman Konsumen

Dengan memahami secara mendalam tentang preferensi, kebiasaan, dan perilaku konsumen, maka bisnis bisa menghadirkan dan membawa pengalaman yang lebih personal dan relevan bagi konsumen mereka.


Hasilnya, ini dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan pada akhirnya akan ada banyak pelanggan yang loyal pada bisnismu.


Pengembangan Produk yang Lebih Relevan

Tidak banyak yang tahu, analisis perilaku konsumen ternyata juga dapat membuat bisnis mengembangkan produk atau layanan mereka seperti yang benar-benar dibutuhkan pasar.


Perlu kamu pahami, hal tersebut tentunya dapat tercapai jika suatu bisnis telah memahami betul tentang kebutuhan dan keinginan konsumen. 



Optimasi Strategi Pemasaran

Analisis perilaku konsumen juga dapat membantu bisnis dalam optimasi strategi pemasaran. Optimasi ini seperti dari segi menentukan pasar yang tepat lewat identifikasi segmen pasar yang potensial, hingga menentukan saluran distribusi yang paling efektif.


Selain itu, analisis perilaku konsumen juga dapat membantu bisnis dalam merancang pesan pemasaran yang persuasif untuk mengoptimasi strategi pemasaran, dan mengukur efektivitas kampanye.


Peningkatan Keputusan Pembelian

Bisa dibilang, analisis perilaku konsumen merupakan kunci bagi perusahaan untuk memahami apa sebenarnya yang diinginkan pelanggan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka perusahaan dapat tahu apa saja yang memengaruhi keputusan pembelian.


Informasi itulah yang kemudian membuat perusahaan dapat merancang strategi pemasaran yang lebih efektif, mengurangi keraguan, dan menciptakan produk yang lebih relevan lagi. Pada akhirnya, keputusan pembelian konsumen pun dapat meningkat.


Prediksi Tren Pasar

Analisis perilaku konsumen juga dapat memberikan prediksi tren pasar bagi perusahaan. Inilah yang nantinya dapat memudahkan perusahaan untuk mengantisipasi segala perubahan pasar yang terjadi dan menyesuaikan strategi bisnis mereka.


Manfaat ini jelas tidak hanya meningkatkan peluang keberhasilan bagi perusahaan saja, tetapi juga memastikan bisnis tetap relevan dalam jangka panjang. 


Peningkatan Efisiensi Biaya

Memahami perilaku konsumen ternyata sangat penting bagi perusahaan untuk keuangannya. Pasalnya, dengan memahami perilaku konsumen melalui analisis yang tepat, perusahaan dapat mengalokasikan anggaran secara lebih efektif.


Inilah yang dapat membuat perusahaan dapat meningkatkan efisiensi biaya dan menghindari segala bentuk pemborosan yang dinilai tidak perlu untuk bisnis.


Membangun Relasi yang Lebih Kuat

Tak banyak yang menyadari, membangun relasi yang lebih kuat ternyata juga menjadi salah satu manfaat lain dari analisis perilaku konsumen.


Hal itu bisa terjadi karena hubungan yang lebih kuat dan jangka panjang dapat terbangun jika bisnis dapat memahami sungguh-sungguh tentang kebutuhan dan harapan pelanggan.


Apa Contoh Penerapan Analisis Perilaku Konsumen dalam Bisnis?

Sekarang ini, sudah ada banyak contoh penerapan analisis perilaku konsumen dalam dunia bisnis. Mereka memiliki cara tersendiri untuk menerapkan hal tersebut. Lebih jelasnya, ini dia contoh penerapan analisis perilaku konsumen dalam bisnis, antara lain:


Amazon

Amazon menerapkan analisis perilaku konsumen

Siapa yang tidak tahu Amazon? Perusahaan satu ini memilih menggunakan algoritma yang canggih untuk memberikan rekomendasi produk kepada pelanggannya.


Sebelum memberikan rekomendasi, algoritma yang dimiliki Amazon akan menganalisis riwayat pembelian, produk yang dilihat, dan perilaku pencarian pelanggannya.


Dari data itulah, Amazon dapat memberikan rekomendasi produk yang sekiranya sangat relevan bagi pelanggan, serta menampilkan halaman utama yang berbeda-beda kepada pelanggan, sehingga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya keputusan pembelian.


Facebook

Facebook menerapkan analisis perilaku konsumen

Media sosial Facebook punya cara sendiri dan berbeda dari Amazon. Dalam menerapkan analisis perilaku konsumen, mereka menggunakan data pengguna untuk menargetkan iklan dengan sangat tepat.


Contohnya, iklan produk tentang bayi akan ditampilkan kepada pengguna yang kemungkinan besar merupakan orang tua baru. 


Evopet

Evopet menerapkan analisis perilaku konsumen lewat vending machine

Brand makanan hewan, Evopet, juga punya caranya dalam menerapkan analisis perilaku konsumen. Menariknya, mereka menerapkan hal tersebut melalui fitur yang dikustom dalam sebuah vending machine.


Dalam acara Indonesia International Pet Expo 2023 lalu, Evopet memang menghadirkan vending machine di sana. Untuk dapat menarik perilaku konsumen yang suka dengan hal yang unik, tercetuslah ide di mana mereka menghadirkan screaming game dalam vending machine.


Cara bermainnya cukup mudah. Pengunjung yang dalam acara tersebut hanya cukup follow akun Instagram Evopet dan mengisi data diri beserta hewan peliharaan mereka. Setelah itu, mereka tinggal berteriak untuk memainkan game tersebut.


Fitur game yang ada pada vending machine tersebut menarik perhatian pengunjung. Tak hanya itu saja, vending machine yang dipajang dalam acara itu juga didesain dengan branding khusus Evopet.


Menariknya lagi, pengunjung yang bermain di vending machine akan mendapat hadiah gratis berupa produk sampel dari Evopet.


Nah, cerita lebih lengkap tentang Evopet yang menerapkan analisis perilaku konsumen dapat kamu baca dengan klik tombol di bawah ini. Siapa tahu, kamu bisa mempunyai inspirasi yang sama!



Selain Evopet, ada berbagai brand lainnya yang sudah menggunakan vending machine untuk kebutuhan event mereka dalam rangka menarik perhatian konsumen. Yuk, baca testimoni mereka di bawah ini!



Apa Tahapan dalam Analisis Perilaku Konsumen?

Analisis perilaku konsumen memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui, mulai dari perencanaan hingga pengambilan keputusan. Ini dia beberapa tahapan umum dalam analisis perilaku konsumen:


Definisi Masalah

Langkah pertama dalam analisis perilaku konsumen adalah mengidentifikasi masalah. Di sini, kamu juga harus menentukan tujuan spesifik dari analisis perilaku konsumen yang kamu lakukan.


Misalnya, analisis perilaku konsumen dilakukan untuk meningkatkan penjualan, memahami preferensi konsumen, atau hanya sekadar untuk mengidentifikasi segmen pasar baru.


Ketika melakukan ini, kamu juga perlu menentukan adanya batasan masalah. Tentukanlah batasan ini dari ruang lingkup analisis, termasuk target konsumen, produk atau layanan seperti apa yang akan dianalisis, dan periode waktu.


Perancangan Penelitian

Setelah mengidentifikasi masalah, kini tiba waktunya bagi kamu untuk merancangkan rencana penelitian. Di sini, kamu wajib untuk memilih metode penelitian yang akan dilakukan, seperti survei, wawancara, observasi, atau eksperimen dengan tester produk.


Selain menentukan metode penelitian, kamu juga wajib merancang instrumen pengumpulan data, seperti apakah data yang dikumpulkan nanti berbentuk kuesioner atau pedoman wawancara. Terakhir, tentukan juga populasi target dan ukuran sampel yang representatif.


Pengumpulan Data

Tahapan berikutnya dari analisis perilaku konsumen adalah melaksanakan penelitian sesuai rencana. Pada tahap ini, kamu bisa mulai melakukan tahapan penelitian seperti yang sudah kamu tetapkan sebelumnya.


Ketika melakukan pengumpulan data, pastikan bahwa data yang kamu kumpulkan benar-benar akurat.


Analisis Data

Apabila data sudah terkumpul, kamu bisa langsung menganalisis data tersebut untuk mengetahui perilaku konsumen. Untuk mengolahnya, kamu bisa menggunakan teknik statistik untuk menguji hipotesis dan menemukan pola dalam data.


Sementara itu, agar memudahkanmu dalam menginterpretasi data tersebut, kamu bisa menyajikan data yang sudah kamu kumpulkan dalam bentuk grafik atau tabel.


Interpretasi Hasil

Jangan lupa untuk menginterpretasi hasil dari data yang sudah kamu kumpulkan tersebut. Kamu dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang telah kamu peroleh dari data yang kamu kumpulkan.


Kalau sudah ada hasilnya, kamu bisa membandingkan hasil analisis yang kamu dapatkan dengan tujuan penelitian perilaku konsumen yang sudah ditetapkan sebelum penelitian dilakukan.


Pelaporan Hasil

Kemudian, susunlah laporan hasil dari penelitian yang kamu lakukan. Dalam menyusun laporan, kamu harus bisa menyusunnya secara jelas dan ringkas serta dapat mencakup semua temuan penelitian.


Setelah itu, kamu bisa menyajikan hasil penelitian yang kamu dapatkan tentang perilaku konsumen kepada pihak-pihak terkait.


Pengambilan Keputusan

Dari hasil analisis perilaku konsumen itu, kamu bisa merumuskan rekomendasi yang tepat. Rekomendasi tersebut nantinya akan dapat kamu gunakan untuk meningkatkan kinerja bisnis.


Nah, rekomendasi itu dapat kamu terapkan melalui memutuskan untuk meluncurkan produk terbaru sesuai target pasar yang sudah diidentifikasi dan sesuai strategi pemasaran yang tepat. 



Apa Metode dalam Melakukan Analisis Perilaku Konsumen?

Selama ini, sudah ada berbagai macam metode yang bisa kamu gunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data perilaku konsumen.


Namun, tak semua metode cocok denganmu karena berbagai metode tersebut sangat bergantung pada tujuan penelitian, sumber daya, hingga jenis data. Oleh karena itu, kamu harus memilih metode yang paling tepat.


Berikut beberapa metode dalam melakukan analisis perilaku konsumen yang wajib kamu pahami:


Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif lebih berfokus pada pengumpulan data yang dapat dihitung dan diukur. Hasil dari metode ini dapat memberikan data yang lebih objektif dan memungkinkan peneliti dapat menggeneralisasi hasilnya terhadap populasi yang lebih besar.


Dalam metode kuantitatif, perusahaan biasanya menjalankan penelitian dalam bentuk survei, eksperimen, analisis data panel, hingga analisis data mining. 


Metode Kualitatif

Sementara itu, metode kualitatif hanya fokus pada pemahaman mendalam terhadap motivasi, pengalaman, dan perasaan konsumen.


Berbeda dari kuantitatif, data yang dikumpulkan melalui metode kualitatif bersifat deskriptif dan subjektif, dan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang perilaku konsumen.


Selama ini, metode kualitatif dalam menganalisis perilaku konsumen dilakukan melalui wawancara mendalam untuk menggali informasi yang lebih personal, mengadakan focus group discussion, menjalankan observasi, hingga melakukan etnografi.


Metode Gabungan

Terkadang, ada momennya metode kuantitatif dan kualitatif dilakukan secara bersamaan. Dari metode gabungan itu, perusahaan dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan detail tentang perilaku konsumen.


Selain itu, metode ini pun memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang lebih valid, serta menggabungkan analisis secara statistik dengan wawasan mendalam mengenai faktor emosional yang dapat memengaruhi keputusan konsumen.


Pada akhirnya, metode ini dapat membantu perusahaan dalam merancang strategi pemasaran yang lebih efektif daripada sebelumnya.


Wah, ternyata ada banyak sekali informasi yang bisa kamu ketahui tentang analisis perilaku konsumen. Lewat artikel kali ini, kamu tentunya jadi mengenal lebih dalam tentang cara dan model analisis perilaku konsumen yang tepat.


Yuk, kunjungi blog resmi Smartven, serta follow Instagram, dan subscribe kanal YouTube Smartven untuk mendapatkan informasi menarik lainnya. Sampai jumpa di lain kesempatan!

Comments


Baca Blog Lainnya

bottom of page